Jumat, 08 September 2017

"Aku membaca satu demi satu puisi dilatar malam..
Begitu banyak kata yang membiusku..
Membuatku kembali kelingkar kenangan..
Saat aku tertatih...
belajar melupakan...
Ditiap penggalan kata
Rebesan mengalir seketika
Tanpa mengampuni jiwaku...
Renta ini mengisak perih...
Aku seakan terhisap dalam lantunan bisu....
Dilembaran kisah kisah puisi terdampar..
malam kian ampuh membenamkan rinduku kedalam pekatnya...
Ragaku benar benar menikmati
Sesakit apa rindu menggelepar..
mata yang tak lelah terpejam
Mengeja satu demi satu kata
Yang terukir seakan mengikuti irama...irama kerinduan..
"Malam ini..
Aku ingin berkisah tentang kamu...
Kamu...ya kamu...
Yang membuatku nenanggung rindu...
Entah sudah habis berapa purnama...
Tahun tahun kosong tanpamu...
Aku tak pernah bisa melupakan
Kenangan yang pernah kau tinggali diingatanku..
Saat malam datang..
Seakan mengambil kebahagiaan
Yang setahap demi setahap kurancang...
Bahkan hujan deras sekalipun
Tak mampu menghapus jejakmu..
Jika lelah saja bisa menghapus semua rasa ini..
Achh... tak terhitung lelah telah mengekapku..
Tetap saja aku terjebak diseputar rindu...
Yaaaa...
Rinduku ini selalu untukmu...
"Kisah disenja tadi..
Gelegar tawa dilangit abu-abu..
Aku belum beranjak
menepis kerut kerut renta..
Jemariku rindu tujuh tahun lalu..
Saat kisi-kisi hati menjadi puisi..
Aku sadar keberadaanku..
Hingga kucipta rangkai rangkai kata..
Demi menempuh waktu
Yang cepat berlalu...
Sang....
Sang penanti yang pura-pura perduli...
Lalu waktu kucemburui...
Sang penanti yang membuatku menyukai senja...
Senja yang berpelangi...

 22 november 2022 selalu ada cerita yang harus dihapus walaupun kadang tidak senada dengan hati  bahagia itu yang selalu menjadi bahan pereb...