Selasa, 01 Maret 2011

cerita cintaku 8

Dengan kenangan yang makin menyelam dikedalaman hatiku, aku mengenal kata ego dalam diriku.
Sombong dan acuh telah meracuni kenyataan hidupku.
Aku tak bertanya pada airmata, mengapa tiba tiba saja mengering dan tak membanjiri wajahku lagi, ketika pilihan itu aku buncahkan.
Tak ada artinya lagi bulan atau bintang yang menghiasi kerinduan ini kepadanya.
Tak ada lagi pertanyaan kepada sang malam tentang rindu yang sudah terbuang.
Dan tak ingin lagi bermimpi dengan keindahan cinta yang sudah menjadi gersang.
Begitulah keheningan yang sudah mendarah daging.
Kesepian menjadi rebahan malamku.
Dan kerinduan telah menjelma senja.
Cinta pun menjadi matahari yang membakar tiap sudut hatiku.
Kemana langkah kupijak telah tersapu debu debu kenangan.
Cintaku mulai bisu dan kaku.
Cintaku menjadi buta dengan terus meraba kenangan.
Bagiku setahun itu tidak cukup lama untuk aku mengubur kenangan.
Namun kedua orang tuaku tidak.
Dengan mengikut dijalan mereka, telah kuserahkan kepasrahan ini.
Dan akupun menurut saja ketika perjodohan itupun dilaksanakan.
Aku Seperti robot, diperintahkan apa saja kulaksanakan.
Tanpa berkata tidak.
Karna apalagi yang harus aku pahami
Setelah kejadian yang menimpaku.
Dan semua yang terjadi adalah kepalsuan.
Begitu egoku kian bermain main dibenakku.
Sedih itu tak menyayat lagi..
Luka itu tak kurasa pedih lagi..
Semua membungkam, dan aku terdiam dalam tingkah masa.
Bagiku kenangan adalah pigura dan dan cintaku lukisan didalamnya.
Terus kupandangi dan kuhayati.
Dan jangan tanya mengapa..
Tentang kisahku yang menjadi luka yang berkepanjangan.
Aku tak tau siapa yang bersalah..
Aku, orang tuaku atau kekasih yang terbuang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 22 november 2022 selalu ada cerita yang harus dihapus walaupun kadang tidak senada dengan hati  bahagia itu yang selalu menjadi bahan pereb...