Terus kubaca dan kubaca lagi kenangan ini sampai aku tak mampu lagi berfikir..
Dan Sekuat apa kuberlari menjauh semakin dekat untuk aku mampu melupakannya.
Cintaku tak segampang membalikkan telapak tangan.
Sehingga akupun tak mampu memahami diriku sendiri.
Kebersamaan kami begitu singkat..
Hingga tamat sekolah kamipun terpisah.
Tapi kabar tak pernah putus.
Hingga lembar lembar matrapun memenuhi lemariku.
Bila dihitung takkan selesai sehari..
Lima tahun sudah hubungan jarak jauh kujalani, dan tanpa berpaling dengan yang lain.
Aku tidak melanjutkan sekolah karna kebentur biaya. Aku hanya ambil kursus kursus saja menghabiskan waktu yang berjalan menunggu akhir keputusan kekasih hati.
Dan hari pilihan itupun bermula.
Ketika tiba waktu kami memutuskan mengakhiri masa masa lajang disanalah duka mulai berurai...
aku tak tau kalau masalah ini yang akhirnya memisahkan kami.
Keyakinan yang menjadi pilihannya.
Agama kami sama namun keyakinan berbeda.
Dan orang tuaku memberi pilihan terpahit padaku.
Bagai memakan buah simalakamah.
Dan aku memilih orang tuaku.
Walau pahit namun tetap harus kutelan juga.
Dan diapun begitu tak ingin meninggalkan keyakinannya. 
Walau dia memohon untuk belajar memahami hidup denganku.
Dan derai airmata perpisahan membanjiri jalan jalan kenangan kami.
Walau berpisah dengan cara baik baik, namun hatiku benar benar hancur.
Untuk memberi kenyataan dia mencintaiku sungguh sungguh dia memberikan waktu 7 bulan untuk ku berfikir lagi, agar aku lebih bijak dalam memilih. 
Dan pergi bersamanya...
Akhirnya waktu yang diberikan pun habis.
Telah final aku memilih orang tuaku.
Dan diapun mengakhiri masa lajangnya bersama wanita yang dijodohkan pamannya.
Walau tangisku kian menggenang, namun aku harus rela.
Karna aku tak ingin berpisah dengan orang tuaku.
Entahlah aku tau apa yang aku lakukan.
Tak ada salah dengan kenangan ini atau aku kian larut dengan kehancuran.
Dan aku tak pernah merasakan getaran itu lagi.
Cinta...yang tiap hari orang orang ocehkan itu tak lagi indah bagiku.
Aku makin meresapi duka.
Berfikir sedetikpun soal cinta aku tak mau.
Aku makin mengenal keterpurukan.
Walau bertambah dewasa namun fikiranku menjadikan aku kanak kanak lagi. Yang kurang kasih sayang.
Walau aku mendapatkan lebih dari orang tuaku namun masih saja ada yang menganjal.
Namun pintu hatiku telah tertutup.
kekasih pergi cintakupun menghilang.
waktu makin menggigilkan Sepi dikisahku yang tak berujung pada sebuah raga.. Larut hayalku dalam renungan jiwa.. Hati hanya mampu mengenang.. Mengungkap masalalu yang kian menghilang.. tapi jiwaTerasa dibuai rindu... ingin rasanya menitip ucapku pada angin nan lalu... namun terdiam mulutku menggumam,,, kapan diri menuai tentram..demi cinta terkasih....
Selasa, 01 Maret 2011
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
22 november 2022 selalu ada cerita yang harus dihapus walaupun kadang tidak senada dengan hati bahagia itu yang selalu menjadi bahan pereb...
- 
komohon Yank Celalu Resah siapakah aku yang berani menguratkan kasih sayang pada jiwamu Siapakah aku yang merelakan wak...
- 
Jam brapa ini.... Oh hari ini juga hari apa... Achhh.... Aku seperti orang bingung Menerka detak detik berlalu... Bahkan waktu teramat c...
 
Tidak ada komentar:
Posting Komentar