Entahlah apa kusanggup membidik semua kenangan masalalu, yang selalu menyimpan sebuah nama yang melebur dikepalaku.
Selalu saja merapat dibenakku. Dan menyepit dalam ruang jiwa.
Dengan memory yang beragam senyum, rinai cinta dan sedu sedan.
Saat itu terus saja tangan mungilku tanpa lelah mengusap wajah dengan saputangan air mata.
Sebenarnya apakah kusanggup melepaskan keluh kesah ini dari semua hayalan masa lampau.
Lelah..trus bermain dalam langkah ketika ku harus merayu hati yang kian detik terlempar dan terjerembab dalam rentang duka.
Ketika siangpun tergantikan malam aku trus saja menghitung satu satu duka ditengah riuhnya lentera dan ketikan diary penatku.
Entahlah mungkinkah kusanggup melupakan perjamuan kenangan itu yang terlalu kunikmati, sampai sampai lupa ketika kusadar Asa tiba tiba terlewatkan.
Entahlah apakah kusanggup sirnakan kenikmatan kenangan itu yang terlalu kenyang kusantap.
Sehingga masapun ikut terlibat diantara gaduhnya kalbuku yang terus saja berontak dalam kepungan hayalku.
"DEAR SAHABAT SEPI"
aku rindu pembaharuan benakku.
Aku ingin menghitung bintang bersamamu bukan selalu mengeja duka.
Beri aku satu alasan yang terbaik agar aku tak selalu terlena menikmati masa lalu ku.
Izinkan aku membaca hatimu dan mencernanya, supaya aku merasa reformasi duka ini telah berhasil aku lakukan. Aku ingin lebih baik...
waktu makin menggigilkan Sepi dikisahku yang tak berujung pada sebuah raga.. Larut hayalku dalam renungan jiwa.. Hati hanya mampu mengenang.. Mengungkap masalalu yang kian menghilang.. tapi jiwaTerasa dibuai rindu... ingin rasanya menitip ucapku pada angin nan lalu... namun terdiam mulutku menggumam,,, kapan diri menuai tentram..demi cinta terkasih....
Sabtu, 29 Januari 2011
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
22 november 2022 selalu ada cerita yang harus dihapus walaupun kadang tidak senada dengan hati bahagia itu yang selalu menjadi bahan pereb...
-
akulah S iapakah aku yang berani menguratkan kasih sayang pada jiwamu Siapakah aku yang merelakan waktu habis karna merindu Siapakah aku...
-
komohon Yank Celalu Resah siapakah aku yang berani menguratkan kasih sayang pada jiwamu Siapakah aku yang merelakan wak...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar